Skip to main content

Office Hours #3



Pengalaman menjadi Customer Service (CS) sebuah perusahaan jasa membuat saya belajar banyak hal. Siapa bilang menjadi CS itu gampang? Apalagi ini sudah taraf harus profesional! Bukan main-main lah pokoknya. Sejak awal sebenarnya sudah dilatih untuk menghadapi Customer, poin pentingnya harus bisa membaca bagaimana karakter orang tersebut, mulai dari yang baik banget sampe yang cerewet banget (tidak ada yang jahat karena saya rasa tidak ada orang dengan karakter jahat, hanya saja bisikan setan dan kesempatan berbuat jahat yang membuat orang lain menyebut dia jahat) sehingga kita bisa tahu bagaimana cara memperlakukan orang tersebut.

Well, faktanya, meski sudah dilatih mengenai teorinya, tapi kesalahan menebak karakter orang masih saja sering saya alami, kalau ada kalimat “jangan menilai orang dari penampilannya saja” itu bener banget. Pernah suatu kali saya menghadapi seorang wanita paroh baya yang dandanannya ya ampuuun heboh banget dan terkesan judes, mulai dari pake gelang emas gede2 yang bejibun di tangannya, eyeliner (garis di atas mata) yang tebel banget, sampai lipstik yang ngejreng pol. Waduh, dalam hati udah kepikiran pasti judes ni ibuk2. Eeeeh ternyata, salah besar saudara2, ternyata ibuknya baaaaiiiik banget, nggak judes seperti bayangan saya sebelumnya, and ternyata she is a doctor. 

Pernah juga mengalami yang sebaliknya, nampak luar kalem banget, ternyata haduuuh cerewet abis. Kadang, saya menemui orang2 yang sudah tua atau tinggal jauh dari kota, disini saya harus sabar dan telaten dalam menjelaskan kepada orang2 tersebut, meski pekerjaan masih menumpuk banyak, dan dijelaskan berkali2 belum paham juga, ya sudahlah ambil napas panjang supaya sabar, hehehe. Baru empat bulan saya menjalani profesi ini, tapi banyak hal yang bisa saya jadikan pelajaran, salah satunya saya jadi belajar cara menghadapi karakter orang yang bermacam-macam tadi,  mulai dari rakyat biasa, pengusaha, dokter, dosen, guru, pejabat pemerintahan, anggota DPR, orang kaya raya, orang kaya yang biasa travelling, orang ganteng (loh? Hahaha). So alien, minder sangat dilarang di sini, dan satu hal, “Dont judge a book by its cover”.


Comments

Popular posts from this blog

Kamu Tahun Baruan?

Pas pergantian tahun kemarin pada ngerayain nggak teman-teman? Kalau saya entah kenapa dari dulu nggak terlalu excited sama yang namanya tahun baruan. Mungkin karena sejak dulu sama orang tua nggak dibolehin kemana-mana juga pas malam tahun baru hehe. Paling yang bikin excited biasanya pas malam tahun baru ada film bagus yang ditayangin di tv. Meski sekarang nggak terlalu excited juga sih karena zaman sekarang sudah bisa download film terbaru di internet, eh, hehe. Lagipula menurut saya merayakan pergantian tahun sebegitu hebohnya juga pemborosan. Toh pergantian tahun juga sama seperti hari-hari biasa kan. Apakah ada yang special? Let me know if you do. Apalagi sebagai seorang muslim pergantian tahun baru kita sebetulnya itu bukan tahun Masehi tapi Hijriah yaitu setiap tanggal 1 Muharram. Peristiwa bersejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah menjadi awal perhitungan kalender dalam islam. Tapii bukan berarti mesti diperingati dengan heboh dan boros juga yaa. Alangkah ...

Hati yang Itu

sepotong hati Organ tubuh manusia itu menarik, masing-masing punya keunikannya sendiri. Baru-baru ini baru tau kalau ada novel yang judulnya “Sepotong Hati”, tulisan bang Tere Liye. Meski belum baca novelnya tapi baru baca judulnya aja langsung teringat sama organ satu ini, hati. Secara fisik, hati tiap manusia terletak di rongga perut, itu secara fisik looh, kalau hati yang tidak terlihat secara fisik, no one knows. Nah, menariknya, baik hati yang secara fisik maupun tidak, sama-sama bertumbuh.   Biologically, sesuatu yang bertumbuh mempunyai sifat dapat bertumbuh kembali. Hati, secara fisik, pertumbuhannya bisa dideteksi dan diukur   baik kuantitatif maupun kualitatif. Bagaimana dengan hati yang satunya? Sekali lagi, no one knows, only Allah knows. Kawan, pertumbuhan hati yang itu pasti juga butuh proses. Halus, lembut, lunak, kasar, keras, semuany! Hati yang itu juga perlu dilatih untuk terus bertumbuh dengan baik. Jangan khawatir, ia selalu punya cara tersendiri untu...

20 Sunscreen Lokal Bersertifikasi Halal MUI

Bagi para pengguna skincare, sunscreen adalah salah satu produk yang tidak boleh di skip  dalam rangkaian penggunaan skincare sehari-hari. Sunscreen bermanfaat untuk memberikan perlindungan terhadap efek buruk paparan sinar ultraviolet bagi kulit tubuh manusia.  Buat kamu yang baru akan memulai atau sudah lama menggunakan sunscreen dan memiliki  concern terhadap keamanan serta kehalalan kandungan bahan-bahannya, jangan lupa untuk memperhatikan apakah produk sunscreen tersebut sudah bersertifikasi halal MUI dan BPOM ya. Nah, di bawah ini adalah beberapa sunscreen lokal yang telah bersertifikasi halal MUI dan BPOM berdasarkan pencarian kami disitus resmi  halal MUI dan  BPOM . Apa saja sih? Yuk kita simak! Azarine Hydrasoothe Sunscreen Gel SPF 45 PA++++ Azarine HydraMax-C Sunscreen Serum SPF 50 PA++++  (beli di shopee) Azarine Tone Up Mineral Sunscreen Serum SPF 50 PA++++  (beli di shopee) Azarine HydraSoothe Sunscreen Mist SPF 50 PA++++  SOMETHINC...