Hidup terkadang memaksa kita untuk mundur, atau bahkan
memaksa tubuh kita untuk terjatuh. Kata orang hidup itu perjuangan. Kadangkala sedih,
kadangkala bahagia. Dasar manusia yang mau enaknya saja, bahagia selamanya. Bagaimana
bisa merasakan bahagia jika tidak pernah merasakan kesedihan? Itu sama halnya
dengan menyukai manis tanpa pernah mencoba pahit. Ada hal-hal yang seharusnya
tidak perlu kita pikirkan terlalu dalam entah sedih atau bahagia karena
semuanya bagaikan roda berputar yang senantiasa berganti. Pahit tidak selamanya
pahit pun manis tidak selamanya manis. Hati kita memang harus merasakan terluka
agar merindu bagaimana rasanya bahagia. Hati kita memang harus merasa sepi agar
merindu bagaimana rasanya jenuh. Begitu pula sebaliknya. Maha Besar Allah Yang
Maha Membolak-balikkan hati. Bersyukurlah jika hatimu kadang sedih kadang
bahagia. Itu berarti hatimu masih hidup. Lewati saja semuanya dengan keyakinan
kuat bahwa semua ini tidak selamanya. Tersenyumlah. Kita tidak pernah sendiri. Allah selalu
bersama kita. Tapi apakah kita selalu menghadirkan Allah sepanjang waktu? Pikirkan
itu.
Surabaya, 29 November 2014
Comments
Post a Comment