Skip to main content

Demo - First Experience


”Taman Flora- Bratang akan dieksekusi tanggal 29 Juni 2010”


kampanye tolak komersialisasi taman flora
Begitulah bunyi headline salah satu surat kabar nasional. Benar-benar gawat! Taman flora yang merupakan hutan kota terbesar yang masih ada di bumi Indonesia ini tiba-tiba akan dieksekusi dan diambil alih oleh pihak swasta tanggal 29 Juni nanti ?? Tidaaakk !! tanpa berpikir panjang lagi saya segera mengambil hp dan mengirim sms ke Akbar, teman saya yang tergabung dalam Tunas Hijau Club. Saya segera menghubungi dia karena selama ini Tunas Hijau-lah yang gencar mencari dukungan untuk menolak eksekusi tersebut. Beberapa hari sebelum itupun mereka telah menggelar aksi dengan mengundang ratusan anak sekolah mulai TK, SD, SMP sampai SMA bahkan ada dari perguruan tinggi untuk  membuat yel-yel sebagai bentuk penolakan mereka. Saya yakin mereka pasti akan menggelar aksi lagi untuk mempertahankan taman flora.

pernyataan menolak yang tegas !
Dugaan saya benar! Mereka akan menggelar aksi demo di taman Flora pada tanggal 27 Juni 2010. Tanpa pikir panjang lagi saya segera memutuskan untuk mengambil bagian dalam kegiatan tersebut (deg-degan juga karena bakal jadi pengalaman pertama ikut demo, haha!). Selain itu saya juga mengajak teman-teman saya agar ikut menjadi bagian dalam aksi demo tersebut. Beberapa sms ajakanpun saya forward ke teman-teman dengan harapan semakin banyak yang ikut mendukung. Ternyata.....jreng-jreng-jreng, setelah puluhan ribu sms saya kirim ke teman-teman saya (lebay! Padahal kalau gak segitunya juga ! haha) hasilnya....NOL BESAR. Teman-teman saya tidak ada yang ikut satupun (apa mungkin isi sms saya kemarin kurang menggugah jadi gak ada yang tertarik ya ?). ya sudahlah, mungkin mereka ada keperluan lain yang gak kalah penting, okey, dengan menguatkan perasaan dan niat saya memutuskan untuk tetap meluncur ke Taman Flora.


anak-anak aja ikut, mahasiswa?
Sekitar 15 menit perjalanan akhirnya sampai juga di Taman Flora. Wuaaahhh, ternyata sudah berkumpul ratusan orang yang mempunyai visi sama dengan saya, mempertahankan Taman Flora! Mulai dari anak sekolah, mahasiswa, aktivis lingkungan sampai ibu-ibu dan bapak-bapak sudah berkumpul menyanyikan yel-yel dan membawa spanduk-spanduk berisi penolakan eksekusi Taman Flora, sementara saya ? Cuma modal nyanyiin yel-yel! Gak hafal pula ! wakakaa, benar-benar bonek!

ada yg nyuting segalak loh
Setelah jumlah pendemo dirasa sudah cukup banyak akhirnya aksi turun ke jalan pun dimulai. Ratusan orang yang bergerombol dibagi menjadi 2 kelompok yaitu sebelah kanan dan kiri (dengan cepat saya memilih kelompok sebelah kanan (liat ada yang cakep sih! hihihi). Sebelum memulai perjuangan kami melakukan doa bersama setelah itu menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dan aksi yang sebenarnya pun dimulai! dengan bergandengan tangan dalam satu baris kami mengelilingi Taman Flora (representasi bahwa Taman ini tidak dapat ditembus oleh pihak yang tidak peduli terhadap pelestarian taman ini).

kami satu hati satu visi
Sambil berkeliling kami menyanyikan yel-yel dan meneriakkan dukungan sebagai wujud kecintaan dan kepedulian kami akan kelestarian lingkungan. Walaupun terik matahari semakin lama semakin panas tapi kami justru semakin semangat bernyanyi dan berteriak. Sambil dalam hati saya bergumam ”oohh..begini toh rasanya ikut demo, msekipun panas-panasan tapi perasaan saling memiliki antara kami benar-benar terasa walaupun tidak saling mengenal”. Mungkin apa yang saya rasakan itu karena kami berjalan, bernyanyi, dan berteriak dengan satu tujuan yang sama, MEMPERTAHANKAN TAMAN FLORA!

Taman flora siapa yang punya 2x
Yang punyaa,  kitaa  semuuuaaa

Bagi teman-teman mahasiswa yang belum pernah turun ke jalan, cobalah. Kalian akan merasakan rindu yang mendalam akan persatuan dan kejayaan, akan perjuangan demi rakyat.
Wahai kalian yang turun ke jalan
Wahai kalian yang rindu kejayaan

Second Semester , still, idealis, curious, egois, and stupid


(foto-foto di atas merupakan hasil dokumentasi Tunas Hijau Club)

Comments

Popular posts from this blog

Kamu Tahun Baruan?

Pas pergantian tahun kemarin pada ngerayain nggak teman-teman? Kalau saya entah kenapa dari dulu nggak terlalu excited sama yang namanya tahun baruan. Mungkin karena sejak dulu sama orang tua nggak dibolehin kemana-mana juga pas malam tahun baru hehe. Paling yang bikin excited biasanya pas malam tahun baru ada film bagus yang ditayangin di tv. Meski sekarang nggak terlalu excited juga sih karena zaman sekarang sudah bisa download film terbaru di internet, eh, hehe. Lagipula menurut saya merayakan pergantian tahun sebegitu hebohnya juga pemborosan. Toh pergantian tahun juga sama seperti hari-hari biasa kan. Apakah ada yang special? Let me know if you do. Apalagi sebagai seorang muslim pergantian tahun baru kita sebetulnya itu bukan tahun Masehi tapi Hijriah yaitu setiap tanggal 1 Muharram. Peristiwa bersejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah menjadi awal perhitungan kalender dalam islam. Tapii bukan berarti mesti diperingati dengan heboh dan boros juga yaa. Alangkah

20 Sunscreen Lokal Bersertifikasi Halal MUI

Bagi para pengguna skincare, sunscreen adalah salah satu produk yang tidak boleh di skip  dalam rangkaian penggunaan skincare sehari-hari. Sunscreen bermanfaat untuk memberikan perlindungan terhadap efek buruk paparan sinar ultraviolet bagi kulit tubuh manusia.  Buat kamu yang baru akan memulai atau sudah lama menggunakan sunscreen dan memiliki  concern terhadap keamanan serta kehalalan kandungan bahan-bahannya, jangan lupa untuk memperhatikan apakah produk sunscreen tersebut sudah bersertifikasi halal MUI dan BPOM ya. Nah, di bawah ini adalah beberapa sunscreen lokal yang telah bersertifikasi halal MUI dan BPOM berdasarkan pencarian kami disitus resmi  halal MUI dan  BPOM . Apa saja sih? Yuk kita simak! Azarine Hydrasoothe Sunscreen Gel SPF 45 PA++++ Azarine HydraMax-C Sunscreen Serum SPF 50 PA++++  (beli di shopee) Azarine Tone Up Mineral Sunscreen Serum SPF 50 PA++++  (beli di shopee) Azarine HydraSoothe Sunscreen Mist SPF 50 PA++++  SOMETHINC Holyshield! Sunscreen Shake Mist SPF 5

Ujian Ketaatan

“Betapa sedihnya, Nabi Ibrahim. Turun perintah Allah untuknya. Anak yang tercinta harus disembelihnya. Untuk membuktikan ketaatannya.” Begitulah. Sepenggal lirik lagu dari sebuah mainan yang diamanahkan untuk Azam. Berulang-ulang mainan itu saya mainkan bersama Azam. Berulang-ulang pula lah saya mendengarkan lirik lagu itu. Ya Allah. Begitu beratnya ujian ketaatan seorang Nabi. Nabi Ibrahim diuji untuk menyembelih anak kandungnya sendiri, Nabi Ismail. Bayangkan bagaimana perasaan seorang ayah yang telah begitu lama mendamba hadirnya seorang anak. Namun, ketika ia hadir turun perintah dari Allah untuk menyembelihnya. Bagaimana pula perasaan seorang anak ketika ayahnya diperintahkan untuk menyembelihnya. Untuk apa? Untuk menguji ketaatannya! Dan mereka lulus! Masha Allah. Lalu bagaimana dengan saya? Seorang manusia biasa yang masih banyak sekali mengeluhnya. Pantaskah saya mengaku sudah taat pada Allah? Tidak. Sungguh sangat tidak sebanding dengan Nabi Ibrahim d