Skip to main content

He is Really a Man !



at night, after long meeting with high school friends, a such quite night (for me).

tiba-tiba entah kenapa, keinget sama seseorang, cowok (versi gaulnya), he is really a man!
ketemunya udah lama sih, couple months ago, tapi masih terkenang, karena siapa juga yang bisa lupa sama senyumnya? eheeeem, jadi begini ceritanya.

malam itu, setelah high quality afternoon with sisters done, aku-churnia-dan april bareng-bareng mau ngejus di jus jumbo di daerah Keputih (googling kalau nggak tau). setelah sesi ngejus selesai, churnia, punya ide buat mengunjungi “dia”, right, he who has an unforgetable smile. seneng banget dong pastinya. sambil bawa beberapa gorengan dan teh anget, kita berangkat ke TKP.

pertemuan waktu itu simple banget, hanya tanya-jawab, serah-terima gorengan, dan terakhir proses jual-beli. tapi sesi pertama yang benar-benar berbobot, tanya-jawab. churnia, membuka dengan pertanyaan, “Pak, sudah lama berjualan di sini?”, loh? Kok Pak? (mbatin). jadi, dia yang dimaksud di sini adalah, Bapak penjual mainan tradisional di depan Indomaret Keputih, that has my respect.

beliau berusia sekitar 60 tahunan ke atas, bukan orang Surabaya, tapi datang dari Lamongan. jangan dibayangkan beliau ngekos seperti mahasiswa-mahasiswa rantau di kampus, beliau tinggalnya di PASAR! numpang di tokonya orang (entahlah bayar apa nggak). mainannya? sepertinya bakal untung banyak kan? karena jarang banget ada yang jual mainan kayak gitu di Surabaya, bentuknya semacam kerang gitu, dengan sebuah biting (kayu) buat pegangan, kerangnya ada dua, jadi kalau digerak-gerakin bisa keluar bunyinya gitu deh. I don’t know what was the toys’s name, but it’s unique anyways.

mungkin, kalau dalam teori perjual-belian, untung bisa didapet lumayan banyak lah, tapi nyatanya nggak terlalu, karena beliau ternyata ngambil mainan itu dari orang lain trus beliau jual lagi. Kalau nggak salah dua ribu rupiah, untungnya? Cuma SERIBU. mungkin bagi beberapa orang uang seribu itu nggak terlalu berharga, tapi tidak buat beliau. hasil usaha beliau, sebagian dipakai untuk biaya hidup di Surabaya, tapi sebagian besar, most of it, dikirim buat keluarga yang ada di kampung. beliau menceritakan semua itu dengan simpul senyum yang tulus, seperti bukan kisah yang mengharukan. Subhanallah.
entah kenapa menghadapi yang begini, hati ini masih lemah. akibatnya seperti ada hormon yang mengatur mata untuk mengeluarkan air (iam not sure with the theory, doctors knows better). padahal tidak ada yang salah dengan perbuatan beliau. berusaha dengan cara yang halal, dan beliau sabar menjalaninya. harusnya, air mata itu keluar karena waktu-waktu yang disia-siakan tanpa menghasilkan apa-apa. harusnya ia (air mata) patut dikeluarkan untuk visi hidup yang tidak jelas, sementara banyak yang sudah diberikan oleh Allah, termasuk status sebagai mahasiswa. harusnya menangis karena tidak bisa melakukan apa-apa untuk menjadikan kondisi beliau lebih baik.

sedangkan, beliau dan mungkin ribuan orang lainnya di Negeri ini butuh generasi muda yang siap. siap belajar untuk menambah ilmu, siap bekerja keras untuk mencapai cita-cita, siap berkorban untuk perubahan, siap berletih-letih untuk tidak sekadar memikirkan diri sendiri, siap untuk berbuat tanpa dilihat, siap untuk menyongsong masa depan lebih baik.

untuk menjadikan Negeri ini menjadi lebih baik, harus dimulai dari perubahan masyarakatnya, untuk menjadikan masyarakat lebih baik, harus dimulai dari DIRI SENDIRI. jangan berani-berani bicara PERUBAHAN jika tidak bernyali untuk mengubah diri sendiri, karena sejatinya, perubahan itu dimulai dari DIRI SENDIRI, mulai SEKARANG, dan dari hal-hal yang sederhana (Ustadz Abdullah Gymnastiar)-koreksi diri.

pertemuan waktu itu memang sederhana, tapi hikmahnya luar biasa. meski mungkin orang menganggap Bapak hanyalah penjual mainan, tapi Allah, melalui Bapak sudah menginsipirasi banyak orang. Semoga Allah melimpahkan banyak barokahNya kepada engkau Pak. selamat bekerja, stay inspiring!

Oh ya, sayang banget, waktu itu, nggak dapat foto Bapaknya, and I didn’t know his name. sigh. #menyesal

(the picture above is just an ilustration)

Comments

Popular posts from this blog

Kamu Tahun Baruan?

Pas pergantian tahun kemarin pada ngerayain nggak teman-teman? Kalau saya entah kenapa dari dulu nggak terlalu excited sama yang namanya tahun baruan. Mungkin karena sejak dulu sama orang tua nggak dibolehin kemana-mana juga pas malam tahun baru hehe. Paling yang bikin excited biasanya pas malam tahun baru ada film bagus yang ditayangin di tv. Meski sekarang nggak terlalu excited juga sih karena zaman sekarang sudah bisa download film terbaru di internet, eh, hehe. Lagipula menurut saya merayakan pergantian tahun sebegitu hebohnya juga pemborosan. Toh pergantian tahun juga sama seperti hari-hari biasa kan. Apakah ada yang special? Let me know if you do. Apalagi sebagai seorang muslim pergantian tahun baru kita sebetulnya itu bukan tahun Masehi tapi Hijriah yaitu setiap tanggal 1 Muharram. Peristiwa bersejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah menjadi awal perhitungan kalender dalam islam. Tapii bukan berarti mesti diperingati dengan heboh dan boros juga yaa. Alangkah

20 Sunscreen Lokal Bersertifikasi Halal MUI

Bagi para pengguna skincare, sunscreen adalah salah satu produk yang tidak boleh di skip  dalam rangkaian penggunaan skincare sehari-hari. Sunscreen bermanfaat untuk memberikan perlindungan terhadap efek buruk paparan sinar ultraviolet bagi kulit tubuh manusia.  Buat kamu yang baru akan memulai atau sudah lama menggunakan sunscreen dan memiliki  concern terhadap keamanan serta kehalalan kandungan bahan-bahannya, jangan lupa untuk memperhatikan apakah produk sunscreen tersebut sudah bersertifikasi halal MUI dan BPOM ya. Nah, di bawah ini adalah beberapa sunscreen lokal yang telah bersertifikasi halal MUI dan BPOM berdasarkan pencarian kami disitus resmi  halal MUI dan  BPOM . Apa saja sih? Yuk kita simak! Azarine Hydrasoothe Sunscreen Gel SPF 45 PA++++ Azarine HydraMax-C Sunscreen Serum SPF 50 PA++++  (beli di shopee) Azarine Tone Up Mineral Sunscreen Serum SPF 50 PA++++  (beli di shopee) Azarine HydraSoothe Sunscreen Mist SPF 50 PA++++  SOMETHINC Holyshield! Sunscreen Shake Mist SPF 5

Ujian Ketaatan

“Betapa sedihnya, Nabi Ibrahim. Turun perintah Allah untuknya. Anak yang tercinta harus disembelihnya. Untuk membuktikan ketaatannya.” Begitulah. Sepenggal lirik lagu dari sebuah mainan yang diamanahkan untuk Azam. Berulang-ulang mainan itu saya mainkan bersama Azam. Berulang-ulang pula lah saya mendengarkan lirik lagu itu. Ya Allah. Begitu beratnya ujian ketaatan seorang Nabi. Nabi Ibrahim diuji untuk menyembelih anak kandungnya sendiri, Nabi Ismail. Bayangkan bagaimana perasaan seorang ayah yang telah begitu lama mendamba hadirnya seorang anak. Namun, ketika ia hadir turun perintah dari Allah untuk menyembelihnya. Bagaimana pula perasaan seorang anak ketika ayahnya diperintahkan untuk menyembelihnya. Untuk apa? Untuk menguji ketaatannya! Dan mereka lulus! Masha Allah. Lalu bagaimana dengan saya? Seorang manusia biasa yang masih banyak sekali mengeluhnya. Pantaskah saya mengaku sudah taat pada Allah? Tidak. Sungguh sangat tidak sebanding dengan Nabi Ibrahim d